Abiiklil.blogspot.com_" Buah itu jatuh tidak jauh dari pohonnya
" begitulah pepatah yang sering kita dengar. Selama ini kita percaya bahwa
bentuk fisik dan beberapa sifat akan diturunkan kepada anak dan cucu
sebagaimana pepatah tersebut.
Oleh karena itu manusia selektif memilih
pasangannya agar menghasilkan keturunan anak-cucu yang berkualitas baik fisik
dan sifatnya. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa keshalihan juga bisa
diturunkan. Artinya karena keshalihan bapak-ibu atau kakek-nenek, Allah menjaga
anak keturunan mereka dan menjadikan anak dan cucu mereka kelak juga menjadi
orang yang shalih.
Bisa kita lihat gambaran contohnya dalam
Al-Quran. Allah Ta’alaberfirman,
وَأَمَّا
الْجِدَارُ فَكَانَ لِغُلامَيْنِ يَتِيمَيْنِ فِي الْمَدِينَةِ وَكَانَ تَحْتَهُ
كَنْزٌ لَهُمَا وَكَانَ أَبُوهُمَا صَالِحًا فَأَرَادَ رَبُّكَ أَنْ يَبْلُغَا
أَشُدَّهُمَا وَيَسْتَخْرِجَا كَنْزَهُمَا رَحْمَةً مِنْ رَبِّكَ وَمَا فَعَلْتُهُ
عَنْ أَمْرِي ذَلِكَ تَأْوِيلُ مَا لَمْ تَسْطِعْ عَلَيْهِ صَبْرًا
“Adapun dinding rumah itu adalah
kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda
simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah seorang yang saleh, maka Tuhanmu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada
kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu, sebagai rahmat dari Tuhanmu;
dan bukanlah aku melakukannya itu menurut kemauanku sendiri. Demikian itu
adalah tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya”(QS. Al Kahfi: 82)
Al-Qurthubi rahimahullahu menafsirkan,
ففيه
ما يدل على أن الله تعالى يحفظ الصالح في نفسه وفي ولده وإن بعدوا عنه. وقد روي أن
الله تعالى يحفظ الصالح في سبعة من ذريته
“Ayat
ini menunjukkan bahwa Allah Ta’ala menjaga keshalihan seseorang dan menjaga
keshalihan anak keturunannya meskipun jauh darinya [beberapa generasi setelahnya
–pent]. Diriwayatkan [dalam kisah pada ayat] bahwa Allah menjaga keshalihan pada generasi
ketujuh dari keturunannya.”1
Bahkan ada beberapa ulama yang menjelaskan bahwa
tidak mesti keshalihan orang tua atau kakek-nenek. Akan tetapi keshalihan kakek
buyutnya beberapa generasi sebelumnya. Sebagaimana firman AllahTa’ala,
وَالَّذِينَ
آمَنُوا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِإِيمَانٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ
ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَا أَلَتْنَاهُمْ مِنْ عَمَلِهِمْ مِنْ شَيْءٍ كُلُّ امْرِئٍ
بِمَا كَسَبَ رَهِينٌ
“Dan
orang-orang yang beriman,
dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan
mereka, dan
Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia
terikat dengan apa yang dikerjakannya” [Ath Thuur: 21]
Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’diy
menafsirkan,
ذريتهم
الذين اتبعوهم بإيمان أي: الذين لحقوهم بالإيمان الصادر من آبائهم، فصارت الذرية
تبعا لهم بالإيمان، ومن باب أولى إذا تبعتهم ذريتهم بإيمانهم الصادر منهم أنفسهم،
فهؤلاء المذكورون، يلحقهم الله بمنازل آبائهم في الجنة وإن لم يبلغوها، جزاء
لآبائهم، وزيادة في ثوابهم، ومع ذلك، لا ينقص الله الآباء من أعمالهم شيئا
“keturunan
yang mengikuti mereka dalam keimanan maksudnya adalah mereka mengikuti keimanan yang
muncul dari orang tua/kakek-buyut mereka. maka keturunan mereka mengikuti mereka
dalam keimanan. Maka lebih utama lagi jika keimanan muncul dari diri
anak-keturunan itu sendiri. Mereka yang disebut ini, maka Allah akan
mengikutsertakan mereka dalam kedudukan orang tua/kakek-buyut mereka di surga
walaupun mereka sebenarnya tidak mencapainya [kedudukan anak lebih rendah dari
orang tua –pent], sebagai balasan bagi orang tua mereka dan tambahan bagi
pahala mereka. akan tetapi dengan hal ini, Allah tidak mengurangi pahala orang
tua mereka sedikitpun.”2
Karenanya perhatikan dan pilihlah pasangan yang
shalih, ini adalah harga mati yang tidak bisa ditawar-tawar lagi.
Selamat berikhtiar mencari pasangan yang sholih
/ sholihah…
Jangan jomblo lama-lama, mengundang fitnah…
1 Al-Jami’
liahkamil Quran 39/11, Darul Kutubil Mishriyah, Koiro, cet.
Ke-2, 1384 H, Syamilah
2 Taisir
Karimir rahmah hal 780, Dar Ibnu Hazm, Beirut, cet.I, 1424 H
0 comments:
Post a Comment