إِنَّ
الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ
بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ
اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
لا نبيّ
بعده
. اَللَّهُمَّ صَلِّ
وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اهْتَدَى
بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. يَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى
اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ
ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ
مُّسْلِمُوْنَ. يَا أَيُّهَا
الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ
لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ
وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا
Saudara-saudaraku kaum
muslimin sidang Jum’at rahimakumullah
Pada kesempatan yang berbahagia ini, khatib
mengingatkan utamanya kepada diri saya pribadi dan juga kepada jama’ah pada
umumnya, untuk senantiasa meningkatkan taqwa kepada Alloh, dengan
sebenar-benarnya takwa yaitu ikhlas menjalankan apa yang telah
diperintahkan-Nya dan meninggalkan apa yang telah dilarang. Kemudian marilah
kita senantiasa mengungkapkan rasa syukur kepada Allah SWT semata. Allah telah
melimpahkan kepada kita sedemikian banyak nikmat. Jauh lebih banyak nikmat yang
telah kita terima dibandingkan kesadaran dan kesanggupan kita untuk bersyukur.
Jama’ah jum’ah yang dimuliakan Allah
Dalam Surat Al-Mujadalah ayat 11, Allah
Berfirman :
“Hai orang-orang yang beriman, apabila
dikatakan kepadamu, ‘Berlapang-lapanglah dalam majelis’, maka lapangkanlah,
niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu, dan apabila dikatakan,
‘Berdirilah kamu, maka berdirilah’, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang
yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Menurut ayat tersebut, Allah akan mengangkat
derajat orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan beberapa tingkat. Oleh
karenanya Allah menyuruh manusia berpikir menggali ilmu pengetahuan, membentuk
majelis ta’lim, membaca ayat-ayat Allah, baik ayat yang tertulis maupun yang
tercipta yaitu segala sesuatu yang diciptakan Allah misalnya langit, bumi,
gunung, bintang, dll.
Kaum muslimin sidang Jum’at yang berbahagia,
Ilmu adalah lawan dari kebodohan. Kebodohan akan
menjerumuskan seseorang ke dalam kemaksiatan dan kefasikan,
bahkan ke dalam kemusyrikan atau kekafiran. Sedangkan
Ilmu akan menambah keimanan kita, semakin dalam ilmu yang kita gali maka akan
semakin bertambah pula keimanan kita.
orang-orang yang beribadah kepada Allah dengan
kebodohan, maka sesungguhnya mereka lebih banyak merusak daripada membangun!
Sebagaimana dikatakan oleh sebagian Salafush Shalih:
مَنْ عَبَدَ اللهَ بِجَهْلٍ ,
أَفْسَدَ أَكْثَرَ مِماَّ يُصْلِحُ
Barangsiapa
beribadah kepada Allah dengan kebodohan, dia telah membuat kerusakan lebih
banyak daripada membuat kebaikan. (Majmu’ Fatawa 25/281)
oleh karena itu, Allah
SWT menolak mensejajarkan orang-orang yang berilmu dengan orang-orang yang
tidak berilmu, sebagaimana Dia juga menolak mensejajarkan pennghuni jannah
dengan penghuni neraka. Allah berfirman :
قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لاَيَعْلَمُونَ
… ( ألزمر : 9 )
Artinya : “Adakah
sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang
yang tidak
mengetahui?”
لاَيَسْتَوِى
أَصْحَابُ النَّارِ وَأَصْحَابُ الْجَنَّةِ … ( الحشر : 20 )
Artinya
: “Tidak sama para penghuni jannah dengan penghuni neraka.”
Saudaraku…
·
orang yang berilmu, tentu tidak akan
melakukan ghibah (menggunjing) atau orang biasa menyebutnya ngegosip,sebab ia
tahu akan bahaya menggunjing. Yakni
pelaku ghibah Dianggap memakan bangkai daging saudara sendiri karena perbuatan
ghibah itu dapat menghancurkan dan mematikan perjalanan hidup seseorang,
sebagaimana digambarkan dalam alqur’an surat . Al-Hujarat: 12.
·
orang yang berilmu, tentu tidak akan
percaya ramalan beberapa orang jika kiamat akan terjadi pada tanggal
21-12-2012, sebab ia tahu tidak ada seorangpun yang tahu kapan akan datangnya
hari kiamat, Rosulullah sekalipun. Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam pernah
ditanya oleh malaikat Jibril yang datang dalam wujud seorang Arab Badui, beliau
ditanya mengenai kapan hari kiamat terjadi. Lantas beliau menjawab,
مَا الْمَسْئُولُ عَنْهَا
بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ
“Orang yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya.”
Sungguh sangat mengherankan yang terjadi saat ini. Beberapa kelompok
atau tukang ramal yang sudah pasti suka berdusta, ada yang mengetahui kapan terjadinya
kiamat. Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam sendiri
tidak mengetahui terjadinya hari kiamat, padahal beliau adalah orang yang
paling dekat dengan Allah.
·
Orang yang berilmu, tentu tidak akan
mengucapkan selamat hari natal kepada pemeluk nashrani, sebab ia tahu bahwa
dengan mengucapkan ((Selamat Hari Natal = Selamat
hari lahirnya "tuhan" kalian = selamat menyembah salib = selamat
kalau Allah punya anak = selamat bertrinitas = selamat memusuhi agama tauhid
(Islam) = Selamat bahagia dengan bangkitnya kaum salibis yang senantiasa
mengharapkan hancurnya Islam)). Ucapan selamat natal lebih parah dari pada ucapan :
Selamat berzina..., selamat mabuk..., selamat mencuri..., selamat membunuh...,
selamat korupsi...,
Oleh karena itu imam Ibnul Qoyyim rahimahullah dalam kitabnya "Ahkaam
Ahli Adz-Dzimmah jilid 1/441" memberikan hukum haram bagi yang seorang muslim
yang melakukan perbuatan tersebut. Toleransi
tidak harus di wujudkan dengan menggadaikan aqidah islam.
·
Orang yang berilmu, tentu tidak akan menyia-nyiakan waktunya hanya
untuk melakukan hal-hal yang kurang bermanfaat, sebab ia tahu akan pentingnya
waktu bagi seorang muslim. Dalam hal ini Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda: "Ada dua ni'mat yang dilalaikan oleh manusia,
manusia tertipu dengan nikmat tersebut: yaitu nikmat sehat dan waktu luang."
(HR. al-Hakim yang telah dishahihkan Syaikh al-Albani dalam kitab Al-Jami')
(HR. al-Hakim yang telah dishahihkan Syaikh al-Albani dalam kitab Al-Jami')
Orang
yang berilmu tentu akan mengisi waktunya dengan amalan-amalan yang mamu
mendekatkan dirinya dengan sang kholiq, Allah azza wajalla.
oleh karena itu ,
Rosululloh SAW mewajibkan kepada setiap muslim untuk mencari ilmu
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
Menuntut ilmu merupakan kewajiban atas setiap
muslim. [HR. Ibnu Majah, no:224, dishahihkan oleh
Syeikh Al-Albani di dalam Shahih Ibni Majah]
Saudara-saudara kaum muslimin aazzaniyallahu waiyyakum,
tanda kebaikan seseorang adalah difahamkan dalam urusan agama, مَنْ يُرِدِ اللهُ
بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِى الدِّيْنِ.“Barangsiapa yang
dikehendaki Allah padanya kebaikan, dia akan difahamkan dalam agama”
mengahiri
khutbah ini, saya ingin kemukakan sebuah hadits dari Rosululloh SAW, mudah-mudahan cukup untuk memberikan semangat bagi kita
untuk senantiasa tak lelah mencari ilmu . Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَطْلُبُ فِيهِ عِلْمًا
سَلَكَ اللَّهُ بِهِ طَرِيقًا مِنْ طُرُقِ الْجَنَّةِ وَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ
لَتَضَعُ أَجْنِحَتَهَا رِضًا لِطَالِبِ الْعِلْمِ وَإِنَّ الْعَالِمَ
لَيَسْتَغْفِرُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ وَالْحِيتَانُ
فِي جَوْفِ الْمَاءِ وَإِنَّ فَضْلَ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ
الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ وَإِنَّ الْعُلَمَاءَ
وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ وَإِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلَا
دِرْهَمًا وَرَّثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ
Barangsiapa meniti satu jalan untuk mencari ilmu, niscaya –dengan hal itu- Allah jalankan dia di atas jalan di
antara jalan-jalan sorga. Dan sesungguhnya para malaikat membentangkan
sayap-sayap mereka karena ridha terhadap thalibul ilmi (pencari ilmu agama).
Dan sesungguhnya seorang ‘alim itu dimintakan ampun oleh siapa saja yang ada di
langit dan di bumi, dan oleh ikan-ikan di dalam air. Dan sesungguhnya keutamaan
seorang ‘alim atas ahli ibadah seperti keutamaan bulan purnama daripada seluruh
bintang-bintang. Dan sesungguhnya para ulama itu pewaris para Nabi. Para Nabi
itu tidak mewariskan dinar dan dirham, tetapi mewariskan ilmu. Barangsiapa yang
mengambilnya maka dia telah mengambil bagian yang banyak. [HR. Abu Dawud no:3641, dan ini lafazhnya; Tirmidzi no:3641; Ibnu
Majah no: 223; Ahmad 4/196; Darimi no: 1/98. Dihasankan Syeikh Salim Al-Hilali
di dalam Bahjatun Nazhirin 2/470, hadits no: 1388]
Mudah-mudahan Allah
senantiasa memberikan pertolongan kepada kita, sehingga terasa ringan jasad ini
untuk melangkah ke majlis-majlis ilmu dan tetap istiqomah mengamalkan ilmu yang
kita dapat sehingga mudah-mudahan kita
termasuk orang-orang yang senantiasa meniti jalan surganYA Allah, Amin
بَارَكَ
اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا
فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا
وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ،
فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
6 comments:
bagi yang mau penghasilan sampingan klik disini http://tekanini.com/misudsosogan&id=1 jangan lupa pastikan email dan nama MASIH AKTIF
SIPP
Assalamualaikum, izin copas yach, semoga bermanfaat, semoga menjadi pahala yang berlipat ganda...
posting ini sangat membantu saya, mohon izin copy untuk saya pelajari...
Mhn ijin di copy,ya ustad
Mohon izin copas ustadz.
Jazakalloh bilkhoyr
Post a Comment