BAHAYA GHIBAH (MENGGUNJING)

Share on :

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujuraat:12)

Ayat ini mengandung larangan berbuat ghibah atau menggunjing atau membicarakan aib orang yang tidak disukai . di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud bahwa Abu Hurairah berkata, “Wahai Rasulullah, apakah yang dimaksud dengan ghibah itu?” Rasulullah menjawab, “Kamu menceritakan perihal saudaramu yang tidak disukainya.” Ditanyakan lagi, “Bagaimanakah bila keadaan saudaraku itu sesuai dengan yang aku katakan?” Rasulullah menjawab, “Bila keadaan saudaramu itu sesuai dengan yang kamu katakan, maka itulah ghibah terhadapnya. Bila tidak terdapat apa yang kamu katakan maka kamu telah berdusta.”

Ghibah merupakan penyakit jiwa yang berbahaya dan termasuk kelompok Nafsu Lawwamah. Terbentuknya ghibah karena munculnya sifat iri dan dengki dalam hati seseorang, karena faktor tidak suka, cemburu dan benci. Kemudian sifat tersebut mengkristal menjadi benih-benih su-uzhan (buruk sangka)..

Ghibah adalah haram. Itulah sebabnya Allah menyerupakan perbuatan ghibah dengan memakan daging manusia yang sudah menjadi bangkai.

kita sering menemui pembicaraan yang mengarah kepada kejelekan seseorang, entah yang memulai pembicaraan itu kita atau orang lain, disadari atau tidak disadari. Yang jelas apabila kita ikut larut dalam memperbincangkan kejelekan orang maka kita telah berbuat ghibah yang dalam Al-Qur’an dan hadits telah diterangkan perbuatan itu adalah terlarang (haram).

Maka bagaimana sebaiknya kita menyikapi kasus yang demikian? Insya Allah berikut ini adalah hal-hal  yang dapat menjauhkan kita dari ghibah:

1. Pertama merasakan apakah yang dibicarakan itu termasuk ghibah atau bukan. Caranya mudah, yaitu bayangkan seandainya orang yang kita bicarakan itu mendengar apa yang kita bicarakan, jika dia merasa tidak senang maka itu adalah perbuatan ghibah.

2. Setelah mengetahui haramnya ghibah maka berusaha semaksimal mungkin untuk menjauhinya yaitu dengan menyeleksi apa yang akan kita katakan. Apabila kita ketahui apa yang akan kita katakan itu tergolong ghibah, maka harus ditahan untuk mengatakannya. Atau apabila kita kemudian menyadari apa yang terlanjur kita katakan itu adalah ghibah karena khilaf tidak sengaja, maka sesegera mungkin bertobat (beristighfar) dan bertekad lagi untuk lebih hati-hati dalam berbicara.

3. Menelaah, merenungkan, dan meyakinkan diri sendiri bahwa dengan membicarakan kejelekan orang lain sebetulnya itu sama sekali tidak akan menambah derajat kita. Justru orang yang sering berbuat ghibah akan mudah untuk tidak dipercaya orang lain, dan hatinya pun tidak akan tenteram.

4. Menyadari bahwa seseorang yang kita bicarakan kejelekannya itu sebenarnya adalah saudara kita sendiri, bukan musuh yang harus dihujat atau pun dicela. Sekiranya seseorang tersebut melakukan perbuatan tercela atau yang kurang berakhlak maka sesungguhnya dia belum mengetahui tentang ilmu, maka kita seyogyanya ikut menunjukinya kepada jalan yang lurus bukannya malah menggunjingnya.

5. Jika kita diajak membicarakan kejelekan orang lain oleh seseorang maka kita harus menyadari bahwa ada dua kemungkinan tentang orang yang menggunjing, pertama karena dia belum tahu haramnya ghibah menurut Islam atau kemungkinan kedua yaitu dia sedang khilaf tanpa sengaja telah menggunjing. Maka berusahalah untuk menghentikannya secara ma’ruf tanpa menyinggung perasaannya


Itulah beberapa hal yang dapat saya sampaikan, bahwa sesungguhnya ghibah itu dilarang dan merupakan salah satu penyakit hati yang kita harus bisa berusaha untuk menyembuhkannya. Utamanya nasihat ini saya tujukan kepada diri saya sendiri dan juga kepada seluruh kaum muslimin supaya kita bisa saling mengingatkan untuk beramar ma’ruf nahi munkar, mengajak kepada kebaikan dan meninggalkan kemunkaran.


Ahirnya, kita memohon kepada Allah Azza wajalla ; Mudah-mudahan Allah berkenan mensucikan kita dari dosa-dosa ghibah yang mungkin pernah kita lakukan, membersihkan diri kita dari segala aib, Dan semoga Allah menanamkan ketaqwaan di dalam hati setiap anggota masyarakat kita sehingga pada ahirnya tercipta kehidupan masyarakat yang harmonis , yang di berkahi oleh Allah Azza wajall, Amin..

Posted by : Abiiklil ~ / Islam , Motivasi , Informasi Untuk Indonesia

Artikel BAHAYA GHIBAH (MENGGUNJING) diposting oleh Abiiklil pada Saturday 6 April 2013. Terima kasih atas kunjungannya. Jangan lupa silahkan isi kotak komentarnya. Agar lebih manfaat silahkan sebarluaskan artikel ini dengan menyebutkan sumbernya aslinya. Terimakasih .

0 comments:

Post a Comment

 

Abiiklil Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger