Jakarta,
Minggu (2 Mei 2010)--Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohammad Nuh
menekankan pentingnya pendidikan karakter. Sebagai bagian dari upaya membangun
karakter bangsa maka pendidikan karakter mendesak untuk diterapkan.
Hal tersebut disampaikan Mendiknas pada Upacara Peringatan Hari
Pendidikan Nasional (Hardiknas), di Kementerian Pendidikan Nasional
(Kemdiknas), Jakarta, Minggu (2/5/2010).
"Diantara karakter yang ingin kita bangun adalah karakter
yang berkemampuan dan berkebiasaan memberikan yang terbaik, giving the best,
sebagai prestasi yang dijiwai oleh nilai-nilai kejujuran," kata Mendiknas
saat memberikan sambutan acara . Adapun tema peringatan Hardiknas adalah
Pendidikan Karakter Untuk Membangun Keberadaban Bangsa.
Mendiknas mencermati fenomena sirkus, yaitu tercerabutnya
karakter asli dari masyarakat. Fenomena anomali yang sifatnya ironis paradoksal
menjadi fenomena keseharian, yang dikhawatirkan pada akhirnya dapat mengalami
metamorfose karakter.
"Memang kadang-kadang menjadi lucu dan mengherankan, betapa
tidak mengherankan, penegak hukum yang mestinya harus menegakkan hukum ternyata
harus dihukum. Para pendidik yang mestinya mendidik malah harus dididik. Para
pejabat yang mestinya melayani masyarakat malah minta dilayani dan itu adalah
sebagian dari fenomena sirkus tadi itu. Itu semua bersumber pada
karakter," kata Mendiknas.
Sementara itu, terkait pelaksanaan Ujian Nasional yang baru saja
dilaksanakan, Mendiknas mengatakan, UN diantaranya dimaksudkan untuk melatih
ketangguhan dan meningkatkan kemampuan dengan mengeksplorasi potensi dan sumber
daya pendidikan. Hal ini, kata Mendiknas, dimaksudkan agar dunia pendidikan
mampu memberikan yang terbaik bagi bangsa. "Dengan melatih ketangguhan dan
kemampuan, generasi yang dilahirkan dunia pendidikan Insya Allah akan menjadi
generasi yang sanggup dan siap menghadapi realitas kehidupan termasuk
menghadapi implikasi dari globalisasi, " ujarnya
Mendiknas memberikan apresiasi dan penghargaan kepada seluruh
penyelenggara UN, para murid , para guru, dan orang tua, serta meminta untuk
menerima hasilnya dengan obyektif dan jujur. "Kita terima apa adanya.
Memang betul jumlah kelulusan menurun meskipun masih ada ujian ulang, memang
betul ada yang harus mengulang, memang betul ada sekolah yang harus mengulang
seluruhnya, tetapi yang penting intervensi kebijakan apa yang harus kita
siapkan untuk memperbaikinya, " katanya.
Pada kesempatan yang sama, Mendiknas menyematkan Satya Lencana
Karya Satya kepada 111 pegawai di lingkungan Kemdiknas. Penghargaan ini
diberikan kepada pegawai yang mempunyai dedikasi dan loyalitas tinggi dengan
masa kerja 10 tahun hingga 30 tahun. Penghargaan diserahkan masing-masing
kepada 37 pegawai dengan masa bakti 30 tahun, 56 pegawai masa bakti 20 tahun,
dan 18 pegawai masa bakti 10 tahun.
Upacara dirangkai dengan penyerahan arsip statis Kemdiknas
kepada Arsip Nasional Republik Indonesia sebanyak 403 berkas, penandatanganan
nota kesepahaman bersama (MoU) antara Kemdiknas dengan PT. Global Mediacom
tentang penyelenggaraan siaran televisi untuk pendidikan keterampilan bernama
TV Citra Indonesia Terampil, penandatanganan prasasti peresmian Taman Bacaan
Masyarakat di Pusat Perbelanjaan atau disebut TBM@Mall,
dan peluncuran laman kemdiknas.go. id yaitu portal baru Kemdiknas yang berbasis
kepada layanan publik.***
0 comments:
Post a Comment