Showing posts with label Motivasi. Show all posts
Showing posts with label Motivasi. Show all posts

BULAN RAMADLAN , SAATNYA BANGKIT

Wednesday 15 August 2012

Abiiklil.blogspot.com-sering tanpa sengaja kita mengeluh ketika bertemu dengan kesulitan hidup yang pastinya nggak sesuai dengan selera kita. Banyak ekspresi yang kita keluarkan, sekedar untuk melegakan hati.  
Padahal, semua orang juga tahu kalau hidup itu bagai dua sisi mata uang. Ada sedih, ada senang; ada sukses ada juga gagal. Memang manusiawinya, setiap orang di dunia pasti berharap untuk mendapatkan hal- hal yang positif saja. Hiduppun diharapkan dapat dilalui dengan mulus saja tanpa cobaan yang berarti.
Tapi tahukah friend, dunia ini jelas bukan surga, dimana kita bisa mendapatkan segala sesuatu yang kita inginkan? Dimana semua pasti berawal dan berakhir dengan bahagia, kan?
Yups, dunia memberi kita ketidak sempurnaan dari segala sesuatu. Tapi sayang, kenyataan inilah yang membuat banyak dari kita akhirnya berbelok dan berbalik arah menjauhi Allah. Seperti gelap mata dan hati,  pikiran dan mental kita juga akhirnya terkuasai oleh nafsu , karena nggak bisa sama sekali menerima kesedihan, kekalahan, kejatuhan, serta kegagalan.  
Parahnya, kita yang mengaku menderita dengan keadaan yang serba sulit itu, malah justru "menikmati". Kok bisa gitu? yups, dimana- mana kalau orang kesakitan itu akan pasti berusaha untuk sembuh atau paling nggak mengurangi rasa sakit itu. Tapi kebanyakan dari kita justru bertahan dalam keadaan yang sama, hanya meratap, doing nothing, dan atau malah asyik menyalahkan siapapun kecuali diri kita, bahkan Allah SWT. Dengan semua "kesibukan" itu, kita akhirnya malah lupa untuk berbenah diri dan menuju pada keadaan yang lebih baik.
Kalau kita tetap saja bertahan dengan mental 3 M ; Menyalahkan orang lain, Mencari alasan dan Melakukan pembenaran, maka dijamin, sampai matahari terbit dari baratpun, kita nggak akan pernah bangkit.  
Benar- benar friend, akar masalah yang sebenarnya bukan pada keadaan yang terlalu menghimpit kita. Bukan juga karena Allah yang salah nulis nasib kita, tapi pastinya adalah kembali kepada diri kita masing-masing.
Nah, di momen Ramadhan ini pastinya bakalan pas banget buat kita untuk menghukum diri sendiri dengan memperbanyak instropeksi. Tanamkan dalam diri kalau gagal itu biasa friend, dicaci dan direndahkan, dihina dan atau tersakiti dan paket kumplitnya itu juga standart banget. Nggak Cuma kita yang ngalami namanya cobaan hidup. Bahkan para nabi sekalipun juga sama loh.
Yuk kita simak dulu firman Allah SWT dalam surat  QS. Al Baqarah : 214,
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. “
Tuh kan, ternyata benar, kalau sesungguhnya semua cobaan itu adalah untuk menyadarkan kita tentang kelemahan kita sebagai manusia. Dan lewat berbagai cobaan hidup juga, Allah juga ingin menyadarkan kita untuk selalu dekat denganNya.
So, jangan buang- buang waktu dengan hanya fokus kepada masalah yang lagi membelit kamu. Justru poin yang terpenting adalah gimana kita bangkit dan bahkan menjadi lebih baik alias naik level setelah mengalami berbagi cobaan itu.
Apakah kamu tahu friend, orang- orang sukses yang telah kita saksikan saat ini dan atau yang tercatat oleh sejarah, ternyata juga nggak smooth aja loh capai impian mereka. Jatuh bangun mereka alami. Bahkan kebodohan dan kegagalan sempat jadi bagian hidup mereka.
Sebut saja Thomas Alva Edison. Di masa kecilnya, ketulian dan kebodohan menjadi cobaan terbesar bagi hidupnya. Sampai- sampai nih, di sekolahnya, sang guru mengusulkan untuk mengeluarkannya dari sekolah, karena dianggap terlalu bodoh. Tapi karena kasih sang ibu yang sangat dalam kepada anaknya, maka beliau memutuskan untuk mendidik sendiri anaknya di rumah.
Praktis, Thomas Alfa Edison cuma sempat menikmati sekolah selama 3 bulan. Dan apakah mengeluh, menyesali masa lalunya, memaki keadaannya dan bersantai ria saja? NGGAK!!.
Dia bangkit dan mengatakan "Saya tidak patah semangat, karena setiap usaha yang salah adalah satu langkah maju. Dan tidak ada yang dapat menggantikan kerja keras."
Dan hasilnya... Luar Biasa!!! Karena kebulatan tekad serta kuatnya untuk tetap lurus dalam kebaikan dan membaikkan diri, dia tercatat dalam sejarah sebagai penemu besar dunia. Dengan kerja keras juga akhirnya, dia berhasil mendeteksi pesawat terbang, menghancurkan periskop dengan senjata mesin, mendeteksi kapal selam, dan lain- lain.
Di dunia ini, nggak ada yang nggak mungkin untuk diraih,friend...asal kita selalu kerja cerdas dan kerja keras, dan selalu dekat dengan Allah. Jadi, apapun masa lalu kamu dulu, dan bagaimanapun buruknya keadaan kamu sekarang, tapi kamu lebih berhak atas masa depan yang lebih baik. Bukankah Allah telah memberi setiap hambanya kesempatan yang setara, 24 jam yang sama, 31.536.000 detik yang rata, kepada semua makhluk, termasuk kita?. Yups, dan akan bermanfaat atau tidakkah waktu sebanyak itu, maka kita sebagai pemimpin diri sendiri, nggak bisa mewakilkan kepada siapapun untuk membuat keputusan tentang semua itu. Semua tergantung kita, semua ada ditangan kita. Makanya, jangan sampai salah membuat keputusan, friend.
Jangan hanya fokus pada penderitaan dan banyak hal negatif yang sudah kamu alami. Itu jelas-jelas hanya akan membuang waktu berharga kamu, yang akan membaikkan keadaan kamu, friend.
Allah tidak menciptakan sesuatu dengan sia- sia. Termasuk diri kita. Dan kita ini adalah special dan secantik berlian, kalau saja kamu tahu itu. Dan apakah kamu mengerti  bahwa berlian itu akan semakin cantik dan berkelas setelah melalui proses yang keras, yaitu dipoles dan digosok. Kesedihan dan keterpuruk memang membuat kamu jatuh pada titik nadir. Tapi semua itu tetap bisa di syukuri jika pemikiran kita positif. Bagaimana bisa? Tentu saja bisa, bukankah ketika seseorang telah jatuh dititik terbawah, maka dia nggak akan jalan lain kecuali naik?. So, nggak akan ada kata terlambat bagi yang mau memperbaiki diri dan berbenah. Sekali lagi, itu semua tergantung keputusan diri kita sendiri. Allah SWT kan telah berfirman dalam surat Ar Ra’du : 11
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka ”
Percayalah, setiap kita adalah istimewa, dan mampu serta bisa mengubah keadaan, delete semua cara pandang yang negatif yang stay di otak, dan mental berfikir yang selalu pesimis, plus hati yang gampang menyerah N’ takut menghadapi resiko. Rahmat Allah masih sangat luas, Friend.Jadilah pemenang dari kehidupan kamu sendiri. Dan di bulan mulia ini adalah saat yang tepat untuk kita bangkit!! Semangaaatt!!-Abiiklil.blogspot.com

DUA SIFAT MANUSIA

Sunday 29 July 2012

Abiiklil.blogspot.com-Dalam diri manusia ada dua "Penjaga". Penjaga putih 
dan Penjaga hitam. Penjaga hitam selalu berpikiran negatif, mudah marah dan
selalu punya prasangka buruk. Sedang Penjaga putih selalu berpikiran
positif, baik hati, dan suka hidup damai. Setiap hari kedua penjaga ini 
selalu berkelahi dalam hati manusia.

Lalu siapakah yang menang? 
Yang menang adalah yang setiap hari di beri makan.
Sebuah contoh, saat ujian tiba, penjaga putih akan menyuruh  belajar 
dengan tekun tetapi sebaliknya penjaga hitam akan menyuruh untuk
menyontek teman sebelah . 

"Diri kita adalah apa yang kita pikirkan. Kita akan menjadi seperti apa yang
kita pikirkan tentang diri kita. Mengapa pikiran itu begitu besar
pengaruhnya? . Ternyata pikiran-pikiran yg kita masukkan dalam diri kita akan 
mempengaruhi perilaku kita sehari-hari, prilaku akan membentuk sifat, sifat
akan membentuk kebiasaan dan kebiasaanlah yang akan menentukan nasib kita".

Memang nasib manusia berada dan ditentukan oleh Tuhan, tetapi manusia juga 
mempunyai pilihan untuk menentukan nasibnya sebelum hal itu terjadi. Karena
Tuhan tidak akan merubah nasib umat-Nya kalau manusia itu sendiri tidak mau
merubahnya.

Jadi mulai saat ini masukkanlah pikiran-pikiran positif yang bermanfaat 
dalam diri kita, buanglah jauh-jauh rasa iri hati, dendam, benci dan pikiran
negatif lainnya yang bisa merugikan kita. Janganlah kita memberi makan
kepada "penjaga hitam" yang ada dalam diri kita. 

Setiap pagi setelah bangun tidur dan sebelum memulai aktifitas, ucaplah
syukur dan mohon kepada Tuhan agar "Dia" selalu memberikan jalan terang bagi
kita, membimbing kita kepada hal-hal yang baik. Karena percayalah bahwa 
setiap langkah yang kita ambil atas ijin-NYA, maka akan membuahkan hasil
yang baik. 

Ingatlah bahwa : "Jika kita menanam anggur, tidak mungkin kita menuai duri".

SAAT YANG TEPAT UNTUK MEMPERBAIKI DIRI

Wednesday 25 July 2012

Abiiklil.blogspot.com-Barangkali tidak ada seorangpun di dunia ini yang tidak pernah melakukan kesalahan, dan setiap orang juga mempunyai pengalamannya masing masing, termasuk pengalaman buruk dalam melakukan kesalahan ataupun pelanggaran terhadap ketentuan peraturan dan atau perundangan yang ada.  Namun demikian masing masing orang tersebut berbeda dalam menyikapi perbuatannya tersebut;  Sebagian diantaranya cepat menyadari dan kemudian berkomitmen untuk tidak mengulanginya lagi di masa  setelahnya. Tetapi tidak sedikit yang kemudian malah keasyikan melakukan kesalahan tersebut, karena toh tidak ketahuan atau setidaknya tidak mendapatkan sanksi.
Kenyataan tersebut memang selalu mengikuti kehidupan setiap umat manusia dalam meniti hidup di dunia ini.  Sebagian diantara mereka ada yang mendapatkan pencearahan dari Tuhan dan cepat menyadari atas kekeliruannya dan memperbaikinya, dan sebagiannya lagi sesungguhnya telah menyadari atas kesalahan yang diperbuat, namun tidak cepat mengubah serta meperbaikinya dan tetap saja masih melakukan kesalahan tersebut.  Dan yang tragis lagi ialah mereka yang  tidak menyadari kesalahannya sendiri dan nyaman dengan kesalahan yang terus dilakukannya.
Sebagai umat beriman, tentu kita perihatin menyaksikan kondisi seperti itu, terutama terhadap dua macam orang yang digambarkan terakhir.  Kenapa mereka sudah menyadari atas kesalahan, tetapi tidak berusaha mengubahnya kea rah yang benar,  sambil memohon ampunan kepada Tuhan atas kesalahan yang telah dilakukannya, tetapi malah tetap saja melakukan kesalahan tersebut.  Sedangkan bagi mereka yang belum menyadari kesalahan yang terus dilakukannya, tentu  ada persoalan dalam diri mereka, terutama  panggilan jiwa dan nurani yang sangat mungkin tertutup oleh hal hal buruk yang mengalahkannya.
Kita  tidak bisa berbuat apa apa terkecuali hanya mendoakan agar mereka yang selama ini selalu bergelimang dengan kesalahan dan dosa, mendapatkan petunjuk dari Tuhan  dan kemudian menyesali seluruh perbuatannya dan bertobat untuk tidak mengulanginya lagi.  Mengapa kita perlu mendoakan mereka?, ya, sebagai sesame umat dan hamba Tuhan kita memang harus mempunyai kepedulian menolong  mereka dan menyelamatkan mereka dari kehancuran yang semakin parah.  Disamping itu dengan menolong mereka kita sekaligus juga mengusahakan kedamaian dan perbaikan kepada masyarakat dan bangsa secara keseluruhan.
Nalarnya kalau seluruh umat manusia sebagai bagian dari masyarakat dan bangsa, menjadi baik, maka secara otomatis kondisi masyarakat dimana kita berada di dalamnya juga akan menjadi baik dan damai.  Begitu juga sebaliknya kalau kondisi pelanggaran terhadap aturan  masih selalu dilakukan oleh  sebagian anggota masyarakat kita, tentu  tidak akan  tercipta ketenangan dan kedamaian di lingkungan kita.  Jadi  ada dua kuntungan yang dapat diraih dengan menolong  mereka, meskipun hanya melalui doa, yakni keuntungan menyelamatkan mereka dari keterjerumusan dalam kehancuran dan sekaligus keuntungan untuk kita sendiri.
Saat ini kita sedang berada di bulan Ramadlan, bulan yang penuh dengan berkah dan  ampunan dari Tuhan.  Untuk itu  sangat tepat manakala  di saat saat seperti ini kita merenung dan saling mengingatkan kepada sesame untuk memanfaatkan kesempatan ini untuk melakukan perbaikan dalam segala hal, termasuk pertubatan atas  berbagai kesalahan dan dosa yang selama ini telah kita lakukan.
Memang untuk melakukan pertaubatan tidak musti dilakukan pada bulan Ramadlan, melainkan pada bulan dan saat apa saja yang memungkinkan  seseorang menyadari atas kesalahannya. Namun  diakui ataupun tidak pada bulan Ramadlan seperti saat ini kemungkinan menyadari kesalahan  menjadi lebih besar dibandingkan pada saat lainnya.  Alasannya sangat jelas bahwa di bulan Ramadlan ini kondisi dan lingkungan sangat mendukung untuk itu, bahka secara spiritual di bulan Ramadlan diyakini bahwa godaan setan menjadi berkurang dan semangat dan dorongan untuk melakukan kebaikan menjadi naik dan bertambah.
Sebagaimana diketahui bahwa  nabi Muhammad saw, melalui riwayat yang disampaikan oleh al-Bukharai dan lainnya telah menyatakan bahwa pada bulan Ramadlan itu pintu pintu surge dibuka lebar dan pintu nerakan ditutup rapat serta setan dan iblis dibelenggu.  Makna riwayat tersebut memang tidak harfih bahwa pintu surge dibuka dan neraka ditutup serta setan dirantai sehingga tidak bisa legi menggoda umat manusia, melainkan hanya sebatas majazi yang menggambarkan bahwa dalam suasana Ramdlan  tersebut dorongan untuk melakukan kebaikan, termasuk ibadah dan amal social begitu tinggi.  Hal tersebut terutama bila dibandingkan  dengan bulan selain Ramadlan, dimana  gairah beribadah umat dirasa kurang dan  dorongan untuk beramal social juga kurang kuat.
Untuk itu  sekali lagi dalam bulan suci ini  kita  berharap dan mendorong kepada semua umat muslim untuk bisa mewujudkan pertaubatan yang sesungguhnya, yakni menyadari semua kesalahan yang selama ini diperbuat, baik dalam skala yang besar maupun kecil dan kemudian menyesali serta berkomitmen untuk beralih dengan  perbuatan baik dan bermanfaat.
Namun bukannya  kemudian  kesalahan yang bersifat pelanggaran atas  ketentuan hokum dengan sendirinya akan terhapus, melainkan justru dengan kesadaran seperti itu akan timbul kesadaran lainnya yakni mengembalikan segala hal yang sesungguhnya bukan haknya.  Kalau misalnya  aib dan kesdalahan tersebut kemudian ditutp oleh Tuhan dan tidak diproses dipengadilan dunia, maka hal tersebut harus disyukuri dengan terus meningkatkan  kebaikan, tetapi manakala kemudian kesalahan yang dilakukan ternyata  diketahui dan kemudian diproses di pengadilan dunia, maka itupun harus diterima dengan penuh  keikhlasan dan sekaligus sebagai bentuk pertanggung jawaban atas perbuatan salah yang dilakukannya.
Bukankah  hokum dunia dan penderitaanya  masih sangat ringan dibandingkan dengan hokum dan kesengsaraan akhirat?. Nah, untuk itulah menyadari kesalahan dan menjalani hukuman lebih awal merupakan sebuah anugrah yang harus disyukuri juga, ketimbang  menjalani hukuman disebabkan oleh keterpaksaan dan dijalaninya dengan tidak ikhlas atau bahkan  dari pada menjalaninya di akhirat nanti.
Memang kita semua menyadari bahwa  hal tersebut cukup berat untuk dijalani, namun kaita harus yakin bahwa  berhijrah dari kebatilan menuju kebenaran adalah jalan yang paling baik dan gentel bagi kita.  Dan saat ini merupakan momentum yang sangat tepat untuk mempraktekkannya.  Tentu sambil terus berdoa kepada Tuhan agar kiranya semua kesalahan yang pernah dilakukan akan ditutp oleh Tuhan serta dimaafkan.
Itu semua diibaratkan  pada persoalan kesalahan besar yang merugikan  banyak umat, seperti praktek korupsi, penipuan, suap, dan sejenisnya.  Tetapi  kalau diibaratkan  pada persoalan yang tingkatannya lebih ringan, tentu  sangat diharapkan juga kesadaran yang tulus untuk   menghentikannya dan mengubah menjadi lebih baik  dengan  amalan yang memberikan manfaat bagi siapapun.
Pendeknya bulan Ramadlan ini  merupakan saat yang sangat tepat untuk memperbaiki diri dan mengubah  perilaku kita dari jelek menjadi baik dan dari baik menjadi lebih baik.  Niat dan sekaligus mewujudkannya di bulan ini jauh akan terasa mudah dan ringan dibandingkan dengan  mewujudkannya di bulan lainnya. Semoga Tuhan senantiasa memberikan  hidayah dan keberanian kepada kita untuk memutuskan sesuatu yang akan menentukan masa depan kita, terutama di akhirat nanti. amin

SAAT YANG TEPAT UNTUK MEMPERBAIKI DIRI


Abiiklil.blogspot.com-Barangkali tidak ada seorangpun di dunia ini yang tidak pernah melakukan kesalahan, dan setiap orang juga mempunyai pengalamannya masing masing, termasuk pengalaman buruk dalam melakukan kesalahan ataupun pelanggaran terhadap ketentuan peraturan dan atau perundangan yang ada.  Namun demikian masing masing orang tersebut berbeda dalam menyikapi perbuatannya tersebut;  Sebagian diantaranya cepat menyadari dan kemudian berkomitmen untuk tidak mengulanginya lagi di masa  setelahnya. Tetapi tidak sedikit yang kemudian malah keasyikan melakukan kesalahan tersebut, karena toh tidak ketahuan atau setidaknya tidak mendapatkan sanksi.
Kenyataan tersebut memang selalu mengikuti kehidupan setiap umat manusia dalam meniti hidup di dunia ini.  Sebagian diantara mereka ada yang mendapatkan pencearahan dari Tuhan dan cepat menyadari atas kekeliruannya dan memperbaikinya, dan sebagiannya lagi sesungguhnya telah menyadari atas kesalahan yang diperbuat, namun tidak cepat mengubah serta meperbaikinya dan tetap saja masih melakukan kesalahan tersebut.  Dan yang tragis lagi ialah mereka yang  tidak menyadari kesalahannya sendiri dan nyaman dengan kesalahan yang terus dilakukannya.
Sebagai umat beriman, tentu kita perihatin menyaksikan kondisi seperti itu, terutama terhadap dua macam orang yang digambarkan terakhir.  Kenapa mereka sudah menyadari atas kesalahan, tetapi tidak berusaha mengubahnya kea rah yang benar,  sambil memohon ampunan kepada Tuhan atas kesalahan yang telah dilakukannya, tetapi malah tetap saja melakukan kesalahan tersebut.  Sedangkan bagi mereka yang belum menyadari kesalahan yang terus dilakukannya, tentu  ada persoalan dalam diri mereka, terutama  panggilan jiwa dan nurani yang sangat mungkin tertutup oleh hal hal buruk yang mengalahkannya.
Kita  tidak bisa berbuat apa apa terkecuali hanya mendoakan agar mereka yang selama ini selalu bergelimang dengan kesalahan dan dosa, mendapatkan petunjuk dari Tuhan  dan kemudian menyesali seluruh perbuatannya dan bertobat untuk tidak mengulanginya lagi.  Mengapa kita perlu mendoakan mereka?, ya, sebagai sesame umat dan hamba Tuhan kita memang harus mempunyai kepedulian menolong  mereka dan menyelamatkan mereka dari kehancuran yang semakin parah.  Disamping itu dengan menolong mereka kita sekaligus juga mengusahakan kedamaian dan perbaikan kepada masyarakat dan bangsa secara keseluruhan.
Nalarnya kalau seluruh umat manusia sebagai bagian dari masyarakat dan bangsa, menjadi baik, maka secara otomatis kondisi masyarakat dimana kita berada di dalamnya juga akan menjadi baik dan damai.  Begitu juga sebaliknya kalau kondisi pelanggaran terhadap aturan  masih selalu dilakukan oleh  sebagian anggota masyarakat kita, tentu  tidak akan  tercipta ketenangan dan kedamaian di lingkungan kita.  Jadi  ada dua kuntungan yang dapat diraih dengan menolong  mereka, meskipun hanya melalui doa, yakni keuntungan menyelamatkan mereka dari keterjerumusan dalam kehancuran dan sekaligus keuntungan untuk kita sendiri.
Saat ini kita sedang berada di bulan Ramadlan, bulan yang penuh dengan berkah dan  ampunan dari Tuhan.  Untuk itu  sangat tepat manakala  di saat saat seperti ini kita merenung dan saling mengingatkan kepada sesame untuk memanfaatkan kesempatan ini untuk melakukan perbaikan dalam segala hal, termasuk pertubatan atas  berbagai kesalahan dan dosa yang selama ini telah kita lakukan.
Memang untuk melakukan pertaubatan tidak musti dilakukan pada bulan Ramadlan, melainkan pada bulan dan saat apa saja yang memungkinkan  seseorang menyadari atas kesalahannya. Namun  diakui ataupun tidak pada bulan Ramadlan seperti saat ini kemungkinan menyadari kesalahan  menjadi lebih besar dibandingkan pada saat lainnya.  Alasannya sangat jelas bahwa di bulan Ramadlan ini kondisi dan lingkungan sangat mendukung untuk itu, bahka secara spiritual di bulan Ramadlan diyakini bahwa godaan setan menjadi berkurang dan semangat dan dorongan untuk melakukan kebaikan menjadi naik dan bertambah.
Sebagaimana diketahui bahwa  nabi Muhammad saw, melalui riwayat yang disampaikan oleh al-Bukharai dan lainnya telah menyatakan bahwa pada bulan Ramadlan itu pintu pintu surge dibuka lebar dan pintu nerakan ditutup rapat serta setan dan iblis dibelenggu.  Makna riwayat tersebut memang tidak harfih bahwa pintu surge dibuka dan neraka ditutup serta setan dirantai sehingga tidak bisa legi menggoda umat manusia, melainkan hanya sebatas majazi yang menggambarkan bahwa dalam suasana Ramdlan  tersebut dorongan untuk melakukan kebaikan, termasuk ibadah dan amal social begitu tinggi.  Hal tersebut terutama bila dibandingkan  dengan bulan selain Ramadlan, dimana  gairah beribadah umat dirasa kurang dan  dorongan untuk beramal social juga kurang kuat.
Untuk itu  sekali lagi dalam bulan suci ini  kita  berharap dan mendorong kepada semua umat muslim untuk bisa mewujudkan pertaubatan yang sesungguhnya, yakni menyadari semua kesalahan yang selama ini diperbuat, baik dalam skala yang besar maupun kecil dan kemudian menyesali serta berkomitmen untuk beralih dengan  perbuatan baik dan bermanfaat.
Namun bukannya  kemudian  kesalahan yang bersifat pelanggaran atas  ketentuan hokum dengan sendirinya akan terhapus, melainkan justru dengan kesadaran seperti itu akan timbul kesadaran lainnya yakni mengembalikan segala hal yang sesungguhnya bukan haknya.  Kalau misalnya  aib dan kesdalahan tersebut kemudian ditutp oleh Tuhan dan tidak diproses dipengadilan dunia, maka hal tersebut harus disyukuri dengan terus meningkatkan  kebaikan, tetapi manakala kemudian kesalahan yang dilakukan ternyata  diketahui dan kemudian diproses di pengadilan dunia, maka itupun harus diterima dengan penuh  keikhlasan dan sekaligus sebagai bentuk pertanggung jawaban atas perbuatan salah yang dilakukannya.
Bukankah  hokum dunia dan penderitaanya  masih sangat ringan dibandingkan dengan hokum dan kesengsaraan akhirat?. Nah, untuk itulah menyadari kesalahan dan menjalani hukuman lebih awal merupakan sebuah anugrah yang harus disyukuri juga, ketimbang  menjalani hukuman disebabkan oleh keterpaksaan dan dijalaninya dengan tidak ikhlas atau bahkan  dari pada menjalaninya di akhirat nanti.
Memang kita semua menyadari bahwa  hal tersebut cukup berat untuk dijalani, namun kaita harus yakin bahwa  berhijrah dari kebatilan menuju kebenaran adalah jalan yang paling baik dan gentel bagi kita.  Dan saat ini merupakan momentum yang sangat tepat untuk mempraktekkannya.  Tentu sambil terus berdoa kepada Tuhan agar kiranya semua kesalahan yang pernah dilakukan akan ditutp oleh Tuhan serta dimaafkan.
Itu semua diibaratkan  pada persoalan kesalahan besar yang merugikan  banyak umat, seperti praktek korupsi, penipuan, suap, dan sejenisnya.  Tetapi  kalau diibaratkan  pada persoalan yang tingkatannya lebih ringan, tentu  sangat diharapkan juga kesadaran yang tulus untuk   menghentikannya dan mengubah menjadi lebih baik  dengan  amalan yang memberikan manfaat bagi siapapun.
Pendeknya bulan Ramadlan ini  merupakan saat yang sangat tepat untuk memperbaiki diri dan mengubah  perilaku kita dari jelek menjadi baik dan dari baik menjadi lebih baik.  Niat dan sekaligus mewujudkannya di bulan ini jauh akan terasa mudah dan ringan dibandingkan dengan  mewujudkannya di bulan lainnya. Semoga Tuhan senantiasa memberikan  hidayah dan keberanian kepada kita untuk memutuskan sesuatu yang akan menentukan masa depan kita, terutama di akhirat nanti. amin

SAAT YANG TEPAT UNTUK MEMPERBAIKI DIRI


Abiiklil.blogspot.com-Barangkali tidak ada seorangpun di dunia ini yang tidak pernah melakukan kesalahan, dan setiap orang juga mempunyai pengalamannya masing masing, termasuk pengalaman buruk dalam melakukan kesalahan ataupun pelanggaran terhadap ketentuan peraturan dan atau perundangan yang ada.  Namun demikian masing masing orang tersebut berbeda dalam menyikapi perbuatannya tersebut;  Sebagian diantaranya cepat menyadari dan kemudian berkomitmen untuk tidak mengulanginya lagi di masa  setelahnya. Tetapi tidak sedikit yang kemudian malah keasyikan melakukan kesalahan tersebut, karena toh tidak ketahuan atau setidaknya tidak mendapatkan sanksi.
Kenyataan tersebut memang selalu mengikuti kehidupan setiap umat manusia dalam meniti hidup di dunia ini.  Sebagian diantara mereka ada yang mendapatkan pencearahan dari Tuhan dan cepat menyadari atas kekeliruannya dan memperbaikinya, dan sebagiannya lagi sesungguhnya telah menyadari atas kesalahan yang diperbuat, namun tidak cepat mengubah serta meperbaikinya dan tetap saja masih melakukan kesalahan tersebut.  Dan yang tragis lagi ialah mereka yang  tidak menyadari kesalahannya sendiri dan nyaman dengan kesalahan yang terus dilakukannya.
Sebagai umat beriman, tentu kita perihatin menyaksikan kondisi seperti itu, terutama terhadap dua macam orang yang digambarkan terakhir.  Kenapa mereka sudah menyadari atas kesalahan, tetapi tidak berusaha mengubahnya kea rah yang benar,  sambil memohon ampunan kepada Tuhan atas kesalahan yang telah dilakukannya, tetapi malah tetap saja melakukan kesalahan tersebut.  Sedangkan bagi mereka yang belum menyadari kesalahan yang terus dilakukannya, tentu  ada persoalan dalam diri mereka, terutama  panggilan jiwa dan nurani yang sangat mungkin tertutup oleh hal hal buruk yang mengalahkannya.
Kita  tidak bisa berbuat apa apa terkecuali hanya mendoakan agar mereka yang selama ini selalu bergelimang dengan kesalahan dan dosa, mendapatkan petunjuk dari Tuhan  dan kemudian menyesali seluruh perbuatannya dan bertobat untuk tidak mengulanginya lagi.  Mengapa kita perlu mendoakan mereka?, ya, sebagai sesame umat dan hamba Tuhan kita memang harus mempunyai kepedulian menolong  mereka dan menyelamatkan mereka dari kehancuran yang semakin parah.  Disamping itu dengan menolong mereka kita sekaligus juga mengusahakan kedamaian dan perbaikan kepada masyarakat dan bangsa secara keseluruhan.
Nalarnya kalau seluruh umat manusia sebagai bagian dari masyarakat dan bangsa, menjadi baik, maka secara otomatis kondisi masyarakat dimana kita berada di dalamnya juga akan menjadi baik dan damai.  Begitu juga sebaliknya kalau kondisi pelanggaran terhadap aturan  masih selalu dilakukan oleh  sebagian anggota masyarakat kita, tentu  tidak akan  tercipta ketenangan dan kedamaian di lingkungan kita.  Jadi  ada dua kuntungan yang dapat diraih dengan menolong  mereka, meskipun hanya melalui doa, yakni keuntungan menyelamatkan mereka dari keterjerumusan dalam kehancuran dan sekaligus keuntungan untuk kita sendiri.
Saat ini kita sedang berada di bulan Ramadlan, bulan yang penuh dengan berkah dan  ampunan dari Tuhan.  Untuk itu  sangat tepat manakala  di saat saat seperti ini kita merenung dan saling mengingatkan kepada sesame untuk memanfaatkan kesempatan ini untuk melakukan perbaikan dalam segala hal, termasuk pertubatan atas  berbagai kesalahan dan dosa yang selama ini telah kita lakukan.
Memang untuk melakukan pertaubatan tidak musti dilakukan pada bulan Ramadlan, melainkan pada bulan dan saat apa saja yang memungkinkan  seseorang menyadari atas kesalahannya. Namun  diakui ataupun tidak pada bulan Ramadlan seperti saat ini kemungkinan menyadari kesalahan  menjadi lebih besar dibandingkan pada saat lainnya.  Alasannya sangat jelas bahwa di bulan Ramadlan ini kondisi dan lingkungan sangat mendukung untuk itu, bahka secara spiritual di bulan Ramadlan diyakini bahwa godaan setan menjadi berkurang dan semangat dan dorongan untuk melakukan kebaikan menjadi naik dan bertambah.
Sebagaimana diketahui bahwa  nabi Muhammad saw, melalui riwayat yang disampaikan oleh al-Bukharai dan lainnya telah menyatakan bahwa pada bulan Ramadlan itu pintu pintu surge dibuka lebar dan pintu nerakan ditutup rapat serta setan dan iblis dibelenggu.  Makna riwayat tersebut memang tidak harfih bahwa pintu surge dibuka dan neraka ditutup serta setan dirantai sehingga tidak bisa legi menggoda umat manusia, melainkan hanya sebatas majazi yang menggambarkan bahwa dalam suasana Ramdlan  tersebut dorongan untuk melakukan kebaikan, termasuk ibadah dan amal social begitu tinggi.  Hal tersebut terutama bila dibandingkan  dengan bulan selain Ramadlan, dimana  gairah beribadah umat dirasa kurang dan  dorongan untuk beramal social juga kurang kuat.
Untuk itu  sekali lagi dalam bulan suci ini  kita  berharap dan mendorong kepada semua umat muslim untuk bisa mewujudkan pertaubatan yang sesungguhnya, yakni menyadari semua kesalahan yang selama ini diperbuat, baik dalam skala yang besar maupun kecil dan kemudian menyesali serta berkomitmen untuk beralih dengan  perbuatan baik dan bermanfaat.
Namun bukannya  kemudian  kesalahan yang bersifat pelanggaran atas  ketentuan hokum dengan sendirinya akan terhapus, melainkan justru dengan kesadaran seperti itu akan timbul kesadaran lainnya yakni mengembalikan segala hal yang sesungguhnya bukan haknya.  Kalau misalnya  aib dan kesdalahan tersebut kemudian ditutp oleh Tuhan dan tidak diproses dipengadilan dunia, maka hal tersebut harus disyukuri dengan terus meningkatkan  kebaikan, tetapi manakala kemudian kesalahan yang dilakukan ternyata  diketahui dan kemudian diproses di pengadilan dunia, maka itupun harus diterima dengan penuh  keikhlasan dan sekaligus sebagai bentuk pertanggung jawaban atas perbuatan salah yang dilakukannya.
Bukankah  hokum dunia dan penderitaanya  masih sangat ringan dibandingkan dengan hokum dan kesengsaraan akhirat?. Nah, untuk itulah menyadari kesalahan dan menjalani hukuman lebih awal merupakan sebuah anugrah yang harus disyukuri juga, ketimbang  menjalani hukuman disebabkan oleh keterpaksaan dan dijalaninya dengan tidak ikhlas atau bahkan  dari pada menjalaninya di akhirat nanti.
Memang kita semua menyadari bahwa  hal tersebut cukup berat untuk dijalani, namun kaita harus yakin bahwa  berhijrah dari kebatilan menuju kebenaran adalah jalan yang paling baik dan gentel bagi kita.  Dan saat ini merupakan momentum yang sangat tepat untuk mempraktekkannya.  Tentu sambil terus berdoa kepada Tuhan agar kiranya semua kesalahan yang pernah dilakukan akan ditutp oleh Tuhan serta dimaafkan.
Itu semua diibaratkan  pada persoalan kesalahan besar yang merugikan  banyak umat, seperti praktek korupsi, penipuan, suap, dan sejenisnya.  Tetapi  kalau diibaratkan  pada persoalan yang tingkatannya lebih ringan, tentu  sangat diharapkan juga kesadaran yang tulus untuk   menghentikannya dan mengubah menjadi lebih baik  dengan  amalan yang memberikan manfaat bagi siapapun.
Pendeknya bulan Ramadlan ini  merupakan saat yang sangat tepat untuk memperbaiki diri dan mengubah  perilaku kita dari jelek menjadi baik dan dari baik menjadi lebih baik.  Niat dan sekaligus mewujudkannya di bulan ini jauh akan terasa mudah dan ringan dibandingkan dengan  mewujudkannya di bulan lainnya. Semoga Tuhan senantiasa memberikan  hidayah dan keberanian kepada kita untuk memutuskan sesuatu yang akan menentukan masa depan kita, terutama di akhirat nanti. amin

SAAT YANG TEPAT UNTUK MEMPERBAIKI DIRI


Abiiklil.blogspot.com-Barangkali tidak ada seorangpun di dunia ini yang tidak pernah melakukan kesalahan, dan setiap orang juga mempunyai pengalamannya masing masing, termasuk pengalaman buruk dalam melakukan kesalahan ataupun pelanggaran terhadap ketentuan peraturan dan atau perundangan yang ada.  Namun demikian masing masing orang tersebut berbeda dalam menyikapi perbuatannya tersebut;  Sebagian diantaranya cepat menyadari dan kemudian berkomitmen untuk tidak mengulanginya lagi di masa  setelahnya. Tetapi tidak sedikit yang kemudian malah keasyikan melakukan kesalahan tersebut, karena toh tidak ketahuan atau setidaknya tidak mendapatkan sanksi.
Kenyataan tersebut memang selalu mengikuti kehidupan setiap umat manusia dalam meniti hidup di dunia ini.  Sebagian diantara mereka ada yang mendapatkan pencearahan dari Tuhan dan cepat menyadari atas kekeliruannya dan memperbaikinya, dan sebagiannya lagi sesungguhnya telah menyadari atas kesalahan yang diperbuat, namun tidak cepat mengubah serta meperbaikinya dan tetap saja masih melakukan kesalahan tersebut.  Dan yang tragis lagi ialah mereka yang  tidak menyadari kesalahannya sendiri dan nyaman dengan kesalahan yang terus dilakukannya.
Sebagai umat beriman, tentu kita perihatin menyaksikan kondisi seperti itu, terutama terhadap dua macam orang yang digambarkan terakhir.  Kenapa mereka sudah menyadari atas kesalahan, tetapi tidak berusaha mengubahnya kea rah yang benar,  sambil memohon ampunan kepada Tuhan atas kesalahan yang telah dilakukannya, tetapi malah tetap saja melakukan kesalahan tersebut.  Sedangkan bagi mereka yang belum menyadari kesalahan yang terus dilakukannya, tentu  ada persoalan dalam diri mereka, terutama  panggilan jiwa dan nurani yang sangat mungkin tertutup oleh hal hal buruk yang mengalahkannya.
Kita  tidak bisa berbuat apa apa terkecuali hanya mendoakan agar mereka yang selama ini selalu bergelimang dengan kesalahan dan dosa, mendapatkan petunjuk dari Tuhan  dan kemudian menyesali seluruh perbuatannya dan bertobat untuk tidak mengulanginya lagi.  Mengapa kita perlu mendoakan mereka?, ya, sebagai sesame umat dan hamba Tuhan kita memang harus mempunyai kepedulian menolong  mereka dan menyelamatkan mereka dari kehancuran yang semakin parah.  Disamping itu dengan menolong mereka kita sekaligus juga mengusahakan kedamaian dan perbaikan kepada masyarakat dan bangsa secara keseluruhan.
Nalarnya kalau seluruh umat manusia sebagai bagian dari masyarakat dan bangsa, menjadi baik, maka secara otomatis kondisi masyarakat dimana kita berada di dalamnya juga akan menjadi baik dan damai.  Begitu juga sebaliknya kalau kondisi pelanggaran terhadap aturan  masih selalu dilakukan oleh  sebagian anggota masyarakat kita, tentu  tidak akan  tercipta ketenangan dan kedamaian di lingkungan kita.  Jadi  ada dua kuntungan yang dapat diraih dengan menolong  mereka, meskipun hanya melalui doa, yakni keuntungan menyelamatkan mereka dari keterjerumusan dalam kehancuran dan sekaligus keuntungan untuk kita sendiri.
Saat ini kita sedang berada di bulan Ramadlan, bulan yang penuh dengan berkah dan  ampunan dari Tuhan.  Untuk itu  sangat tepat manakala  di saat saat seperti ini kita merenung dan saling mengingatkan kepada sesame untuk memanfaatkan kesempatan ini untuk melakukan perbaikan dalam segala hal, termasuk pertubatan atas  berbagai kesalahan dan dosa yang selama ini telah kita lakukan.
Memang untuk melakukan pertaubatan tidak musti dilakukan pada bulan Ramadlan, melainkan pada bulan dan saat apa saja yang memungkinkan  seseorang menyadari atas kesalahannya. Namun  diakui ataupun tidak pada bulan Ramadlan seperti saat ini kemungkinan menyadari kesalahan  menjadi lebih besar dibandingkan pada saat lainnya.  Alasannya sangat jelas bahwa di bulan Ramadlan ini kondisi dan lingkungan sangat mendukung untuk itu, bahka secara spiritual di bulan Ramadlan diyakini bahwa godaan setan menjadi berkurang dan semangat dan dorongan untuk melakukan kebaikan menjadi naik dan bertambah.
Sebagaimana diketahui bahwa  nabi Muhammad saw, melalui riwayat yang disampaikan oleh al-Bukharai dan lainnya telah menyatakan bahwa pada bulan Ramadlan itu pintu pintu surge dibuka lebar dan pintu nerakan ditutup rapat serta setan dan iblis dibelenggu.  Makna riwayat tersebut memang tidak harfih bahwa pintu surge dibuka dan neraka ditutup serta setan dirantai sehingga tidak bisa legi menggoda umat manusia, melainkan hanya sebatas majazi yang menggambarkan bahwa dalam suasana Ramdlan  tersebut dorongan untuk melakukan kebaikan, termasuk ibadah dan amal social begitu tinggi.  Hal tersebut terutama bila dibandingkan  dengan bulan selain Ramadlan, dimana  gairah beribadah umat dirasa kurang dan  dorongan untuk beramal social juga kurang kuat.
Untuk itu  sekali lagi dalam bulan suci ini  kita  berharap dan mendorong kepada semua umat muslim untuk bisa mewujudkan pertaubatan yang sesungguhnya, yakni menyadari semua kesalahan yang selama ini diperbuat, baik dalam skala yang besar maupun kecil dan kemudian menyesali serta berkomitmen untuk beralih dengan  perbuatan baik dan bermanfaat.
Namun bukannya  kemudian  kesalahan yang bersifat pelanggaran atas  ketentuan hokum dengan sendirinya akan terhapus, melainkan justru dengan kesadaran seperti itu akan timbul kesadaran lainnya yakni mengembalikan segala hal yang sesungguhnya bukan haknya.  Kalau misalnya  aib dan kesdalahan tersebut kemudian ditutp oleh Tuhan dan tidak diproses dipengadilan dunia, maka hal tersebut harus disyukuri dengan terus meningkatkan  kebaikan, tetapi manakala kemudian kesalahan yang dilakukan ternyata  diketahui dan kemudian diproses di pengadilan dunia, maka itupun harus diterima dengan penuh  keikhlasan dan sekaligus sebagai bentuk pertanggung jawaban atas perbuatan salah yang dilakukannya.
Bukankah  hokum dunia dan penderitaanya  masih sangat ringan dibandingkan dengan hokum dan kesengsaraan akhirat?. Nah, untuk itulah menyadari kesalahan dan menjalani hukuman lebih awal merupakan sebuah anugrah yang harus disyukuri juga, ketimbang  menjalani hukuman disebabkan oleh keterpaksaan dan dijalaninya dengan tidak ikhlas atau bahkan  dari pada menjalaninya di akhirat nanti.
Memang kita semua menyadari bahwa  hal tersebut cukup berat untuk dijalani, namun kaita harus yakin bahwa  berhijrah dari kebatilan menuju kebenaran adalah jalan yang paling baik dan gentel bagi kita.  Dan saat ini merupakan momentum yang sangat tepat untuk mempraktekkannya.  Tentu sambil terus berdoa kepada Tuhan agar kiranya semua kesalahan yang pernah dilakukan akan ditutp oleh Tuhan serta dimaafkan.
Itu semua diibaratkan  pada persoalan kesalahan besar yang merugikan  banyak umat, seperti praktek korupsi, penipuan, suap, dan sejenisnya.  Tetapi  kalau diibaratkan  pada persoalan yang tingkatannya lebih ringan, tentu  sangat diharapkan juga kesadaran yang tulus untuk   menghentikannya dan mengubah menjadi lebih baik  dengan  amalan yang memberikan manfaat bagi siapapun.
Pendeknya bulan Ramadlan ini  merupakan saat yang sangat tepat untuk memperbaiki diri dan mengubah  perilaku kita dari jelek menjadi baik dan dari baik menjadi lebih baik.  Niat dan sekaligus mewujudkannya di bulan ini jauh akan terasa mudah dan ringan dibandingkan dengan  mewujudkannya di bulan lainnya. Semoga Tuhan senantiasa memberikan  hidayah dan keberanian kepada kita untuk memutuskan sesuatu yang akan menentukan masa depan kita, terutama di akhirat nanti. amin

SAAT YANG TEPAT UNTUK MEMPERBAIKI DIRI


Abiiklil.blogspot.com-Barangkali tidak ada seorangpun di dunia ini yang tidak pernah melakukan kesalahan, dan setiap orang juga mempunyai pengalamannya masing masing, termasuk pengalaman buruk dalam melakukan kesalahan ataupun pelanggaran terhadap ketentuan peraturan dan atau perundangan yang ada.  Namun demikian masing masing orang tersebut berbeda dalam menyikapi perbuatannya tersebut;  Sebagian diantaranya cepat menyadari dan kemudian berkomitmen untuk tidak mengulanginya lagi di masa  setelahnya. Tetapi tidak sedikit yang kemudian malah keasyikan melakukan kesalahan tersebut, karena toh tidak ketahuan atau setidaknya tidak mendapatkan sanksi.
Kenyataan tersebut memang selalu mengikuti kehidupan setiap umat manusia dalam meniti hidup di dunia ini.  Sebagian diantara mereka ada yang mendapatkan pencearahan dari Tuhan dan cepat menyadari atas kekeliruannya dan memperbaikinya, dan sebagiannya lagi sesungguhnya telah menyadari atas kesalahan yang diperbuat, namun tidak cepat mengubah serta meperbaikinya dan tetap saja masih melakukan kesalahan tersebut.  Dan yang tragis lagi ialah mereka yang  tidak menyadari kesalahannya sendiri dan nyaman dengan kesalahan yang terus dilakukannya.
Sebagai umat beriman, tentu kita perihatin menyaksikan kondisi seperti itu, terutama terhadap dua macam orang yang digambarkan terakhir.  Kenapa mereka sudah menyadari atas kesalahan, tetapi tidak berusaha mengubahnya kea rah yang benar,  sambil memohon ampunan kepada Tuhan atas kesalahan yang telah dilakukannya, tetapi malah tetap saja melakukan kesalahan tersebut.  Sedangkan bagi mereka yang belum menyadari kesalahan yang terus dilakukannya, tentu  ada persoalan dalam diri mereka, terutama  panggilan jiwa dan nurani yang sangat mungkin tertutup oleh hal hal buruk yang mengalahkannya.
Kita  tidak bisa berbuat apa apa terkecuali hanya mendoakan agar mereka yang selama ini selalu bergelimang dengan kesalahan dan dosa, mendapatkan petunjuk dari Tuhan  dan kemudian menyesali seluruh perbuatannya dan bertobat untuk tidak mengulanginya lagi.  Mengapa kita perlu mendoakan mereka?, ya, sebagai sesame umat dan hamba Tuhan kita memang harus mempunyai kepedulian menolong  mereka dan menyelamatkan mereka dari kehancuran yang semakin parah.  Disamping itu dengan menolong mereka kita sekaligus juga mengusahakan kedamaian dan perbaikan kepada masyarakat dan bangsa secara keseluruhan.
Nalarnya kalau seluruh umat manusia sebagai bagian dari masyarakat dan bangsa, menjadi baik, maka secara otomatis kondisi masyarakat dimana kita berada di dalamnya juga akan menjadi baik dan damai.  Begitu juga sebaliknya kalau kondisi pelanggaran terhadap aturan  masih selalu dilakukan oleh  sebagian anggota masyarakat kita, tentu  tidak akan  tercipta ketenangan dan kedamaian di lingkungan kita.  Jadi  ada dua kuntungan yang dapat diraih dengan menolong  mereka, meskipun hanya melalui doa, yakni keuntungan menyelamatkan mereka dari keterjerumusan dalam kehancuran dan sekaligus keuntungan untuk kita sendiri.
Saat ini kita sedang berada di bulan Ramadlan, bulan yang penuh dengan berkah dan  ampunan dari Tuhan.  Untuk itu  sangat tepat manakala  di saat saat seperti ini kita merenung dan saling mengingatkan kepada sesame untuk memanfaatkan kesempatan ini untuk melakukan perbaikan dalam segala hal, termasuk pertubatan atas  berbagai kesalahan dan dosa yang selama ini telah kita lakukan.
Memang untuk melakukan pertaubatan tidak musti dilakukan pada bulan Ramadlan, melainkan pada bulan dan saat apa saja yang memungkinkan  seseorang menyadari atas kesalahannya. Namun  diakui ataupun tidak pada bulan Ramadlan seperti saat ini kemungkinan menyadari kesalahan  menjadi lebih besar dibandingkan pada saat lainnya.  Alasannya sangat jelas bahwa di bulan Ramadlan ini kondisi dan lingkungan sangat mendukung untuk itu, bahka secara spiritual di bulan Ramadlan diyakini bahwa godaan setan menjadi berkurang dan semangat dan dorongan untuk melakukan kebaikan menjadi naik dan bertambah.
Sebagaimana diketahui bahwa  nabi Muhammad saw, melalui riwayat yang disampaikan oleh al-Bukharai dan lainnya telah menyatakan bahwa pada bulan Ramadlan itu pintu pintu surge dibuka lebar dan pintu nerakan ditutup rapat serta setan dan iblis dibelenggu.  Makna riwayat tersebut memang tidak harfih bahwa pintu surge dibuka dan neraka ditutup serta setan dirantai sehingga tidak bisa legi menggoda umat manusia, melainkan hanya sebatas majazi yang menggambarkan bahwa dalam suasana Ramdlan  tersebut dorongan untuk melakukan kebaikan, termasuk ibadah dan amal social begitu tinggi.  Hal tersebut terutama bila dibandingkan  dengan bulan selain Ramadlan, dimana  gairah beribadah umat dirasa kurang dan  dorongan untuk beramal social juga kurang kuat.
Untuk itu  sekali lagi dalam bulan suci ini  kita  berharap dan mendorong kepada semua umat muslim untuk bisa mewujudkan pertaubatan yang sesungguhnya, yakni menyadari semua kesalahan yang selama ini diperbuat, baik dalam skala yang besar maupun kecil dan kemudian menyesali serta berkomitmen untuk beralih dengan  perbuatan baik dan bermanfaat.
Namun bukannya  kemudian  kesalahan yang bersifat pelanggaran atas  ketentuan hokum dengan sendirinya akan terhapus, melainkan justru dengan kesadaran seperti itu akan timbul kesadaran lainnya yakni mengembalikan segala hal yang sesungguhnya bukan haknya.  Kalau misalnya  aib dan kesdalahan tersebut kemudian ditutp oleh Tuhan dan tidak diproses dipengadilan dunia, maka hal tersebut harus disyukuri dengan terus meningkatkan  kebaikan, tetapi manakala kemudian kesalahan yang dilakukan ternyata  diketahui dan kemudian diproses di pengadilan dunia, maka itupun harus diterima dengan penuh  keikhlasan dan sekaligus sebagai bentuk pertanggung jawaban atas perbuatan salah yang dilakukannya.
Bukankah  hokum dunia dan penderitaanya  masih sangat ringan dibandingkan dengan hokum dan kesengsaraan akhirat?. Nah, untuk itulah menyadari kesalahan dan menjalani hukuman lebih awal merupakan sebuah anugrah yang harus disyukuri juga, ketimbang  menjalani hukuman disebabkan oleh keterpaksaan dan dijalaninya dengan tidak ikhlas atau bahkan  dari pada menjalaninya di akhirat nanti.
Memang kita semua menyadari bahwa  hal tersebut cukup berat untuk dijalani, namun kaita harus yakin bahwa  berhijrah dari kebatilan menuju kebenaran adalah jalan yang paling baik dan gentel bagi kita.  Dan saat ini merupakan momentum yang sangat tepat untuk mempraktekkannya.  Tentu sambil terus berdoa kepada Tuhan agar kiranya semua kesalahan yang pernah dilakukan akan ditutp oleh Tuhan serta dimaafkan.
Itu semua diibaratkan  pada persoalan kesalahan besar yang merugikan  banyak umat, seperti praktek korupsi, penipuan, suap, dan sejenisnya.  Tetapi  kalau diibaratkan  pada persoalan yang tingkatannya lebih ringan, tentu  sangat diharapkan juga kesadaran yang tulus untuk   menghentikannya dan mengubah menjadi lebih baik  dengan  amalan yang memberikan manfaat bagi siapapun.
Pendeknya bulan Ramadlan ini  merupakan saat yang sangat tepat untuk memperbaiki diri dan mengubah  perilaku kita dari jelek menjadi baik dan dari baik menjadi lebih baik.  Niat dan sekaligus mewujudkannya di bulan ini jauh akan terasa mudah dan ringan dibandingkan dengan  mewujudkannya di bulan lainnya. Semoga Tuhan senantiasa memberikan  hidayah dan keberanian kepada kita untuk memutuskan sesuatu yang akan menentukan masa depan kita, terutama di akhirat nanti. amin

MOTIVASI PEMBANGKIT JIWA

Tuesday 10 July 2012
Abiiklil.blogspot.com-Kita menilai diri dari apa yang kita pikir bisa kita lakukan, padahal orang lain menilai kita dari apa yang sudah kita lakukan. Untuk itu apabila anda berpikir bisa, segeralah lakukan
Bukan pertumbuhan yang lambat yang harus anda takuti. Akan tetapi anda harus lebih takut untuk tidak tumbuh sama sekali. Maka tumbuhkanlah diri anda dengan kecepatan apapun itu.
Jika anda sedang benar, jangan terlalu berani dan bila anda sedang takut, jangan terlalu takut. Karena keseimbangan sikap adalah penentu ketepatan perjalanan kesuksesan anda
Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba, karena didalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan untuk berhasil
Anda hanya dekat dengan mereka yang anda sukai. Dan seringkali anda menghindari orang yang tidak tidak anda sukai, padahal dari dialah Anda akan mengenal sudut pandang yang baru
Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi pemilik masa lalu. Orang-orang yang masih terus belajar, akan menjadi pemilik masa depan
Tinggalkanlah kesenangan yang menghalangi pencapaian kecemerlangan hidup yang di idamkan. Dan berhati-hatilah, karena beberapa kesenangan adalah cara gembira menuju kegagalan
Jangan menolak perubahan hanya karena anda takut kehilangan yang telah dimiliki, karena dengannya anda merendahkan nilai yang bisa anda capai melalui perubahan itu
Anda tidak akan berhasil menjadi pribadi baru bila anda berkeras untuk mempertahankan cara-cara lama anda. Anda akan disebut baru, hanya bila cara-cara anda baru
Ketepatan sikap adalah dasar semua ketepatan. Tidak ada penghalang keberhasilan bila sikap anda tepat, dan tidak ada yang bisa menolong bila sikap anda salah
Orang lanjut usia yang berorientasi pada kesempatan adalah orang muda yang tidak pernah menua ; tetapi pemuda yang berorientasi pada keamanan, telah menua sejak muda
Hanya orang takut yang bisa berani, karena keberanian adalah melakukan sesuatu yang ditakutinya. Maka, bila merasa takut, anda akan punya kesempatan untuk bersikap berani
Kekuatan terbesar yang mampu mengalahkan stress adalah kemampuan memilih pikiran yang tepat. Anda akan menjadi lebih damai bila yang anda pikirkan adalah jalan keluar masalah.
Jangan pernah merobohkan pagar tanpa mengetahui mengapa didirikan. Jangan pernah mengabaikan tuntunan kebaikan tanpa mengetahui keburukan yang kemudian anda dapat
Seseorang yang menolak memperbarui cara-cara kerjanya yang tidak lagi menghasilkan, berlaku seperti orang yang terus memeras jerami untuk mendapatkan santan
Bila anda belum menemkan pekerjaan yang sesuai dengan bakat anda, bakatilah apapun pekerjaan anda sekarang. Anda akan tampil secemerlang yang berbakat
Kita lebih menghormati orang miskin yang berani daripada orang kaya yang penakut. Karena sebetulnya telah jelas perbedaan kualitas masa depan yang akan mereka capai
Jika kita hanya mengerjakan yang sudah kita ketahui, kapankah kita akan mendapat pengetahuan yang baru ? Melakukan yang belum kita ketahui adalah pintu menuju pengetahuan
Jangan hanya menghindari yang tidak mungkin. Dengan mencoba sesuatu yang tidak mungkin,anda akan bisa mencapai yang terbaik dari yang mungkin anda capai.
Salah satu pengkerdilan terkejam dalam hidup adalah membiarkan pikiran yang cemerlang menjadi budak bagi tubuh yang malas, yang mendahulukan istirahat sebelum lelah.
Bila anda mencari uang, anda akan dipaksa mengupayakan pelayanan yang terbaik.
Tetapi jika anda mengutamakan pelayanan yang baik, maka andalah yang akan dicari uang
Waktu ,mengubah semua hal, kecuali kita. Kita mungkin menua dengan berjalanannya waktu, tetapi belum tentu membijak. Kita-lah yang harus mengubah diri kita sendiri
Semua waktu adalah waktu yang tepat untuk melakukan sesuatu yang baik. Jangan menjadi orang tua yang masih melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan saat muda.
Tidak ada harga atas waktu, tapi waktu sangat berharga. Memilik waktu tidak menjadikan kita kaya, tetapi menggunakannya dengan baik adalah sumber dari semua kekayaan
di salin dari kata-kata motivasi Mario Teguh.
 

Abiiklil Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger